Selasa, 23 April 2013

HUSNUL KHOTIMAH SANG MUADZIN

SULAK biasa memberikan info terkini seputar kabar dari kampung halaman melalui SMS dan pesan blackberry seperti berita kegiatan di Ngriman, berita gembira pernikahan, berita layu-layu, berita permohonan doa untuk yang sedang saki, dan sebagainya. Pada tanggal 16 April SULAK menginformasikan berita layu-layu atas kematian Bp. Siswo Sudarjo, ayahanda ibu Daryanti (Bendahara SULAK). Dari informasi yang dihimpun SULAK dapat diketahui kisah nyata sebelum almarhum menghadap Alloh SWT.
Seperti diketahui keluarga bahwa Kang Sis (panggilan akrab almarhum) tidak sedang menderita sakit pada saat meninggal. Kang Sis meninggal dengan tenang pada saat membantu pekerjaan rumah tangga di kamar mandi, dan seperti itulah kebiasaan almarhum : suka membantu pekerjaan keluarga. Peristiwa unik terjadi sehari sebelum kang Sis meninggal di mana saat itu beliau juga sedang membantu pekerjaan rumah tangga di kamar mandi. Saat itu Ibu Siswo Sudarjo (istri alamrhum) mencium bau wangi seperti bau minyak wangi yang menyengat di kamar mandi sampai-sampai sang istri menegur ke suaminya : "kok di kamar mandi ndadak lengo wangi-an barang toh, pak ? Dijawab oleh sang suami : "Ora kok, ora nganggo lengo wangi" (=kok di kamar mandi pakai minyak wangi segala sih pak ? dijawab : tidak kok, tidak pakai minyak wangi). Dengan tanpa berfirasat apapun mereka berdua meneruskan pekerjaan masing-masing pagi itu.
Pada keesokan harinya, sepulang Kang Sis sholat berjamaah di masjid, kang Sis membantu pekerjaan rumah tangga lagi, dan pagi itu lah beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Sakaratul maut yang diawali dengan bau minyak wangi yang menyengat.
Penulis mengenal betul pribadi Almarhum. Beliau salah satu muadzin paling rutin di masjid Nur Salam RW 01 Ngriman Lor. Penulis sering menjadi ma'mum beliau pada saat sholat subuh di masjid. jadi Alamrhum yang datang lebih awal ke masjid dan kemudian adzan, setelah itu beliau sholat sunnah fajar dan berikutnya melantunkan puji-pujian sambil menunggu jamaah berdatangan. Setelah ada jamaah laki-laki lain datang maka orang tersebut yang mengambil alih mikrofon dari alamrhun untuk iqamat. Selanjutnya Almarhum yang menjadi imam sholat subuh.
Kang Sis juga dikenal suka bersosialisasi ke lingkungan sehingga tidak heran pada saat meninggal ada ratusan atau mungkin ribuan orang berdatangan melayat.
Kang Sis memang tidak terlalu fasih melafalkan kalimat-kalimat al Qur'an. Tetapi keimanan dan ketakwaan seorang kang Sis telah mendorong menjadi seorang pribadi yang ikhlas dan sabar. Suara adzan subuh kang Sis mungkin tidak akan pernah terdengar lagi. Puji-pujian untuk menanti jamaah pun juga tidak akan terlantun lagi. Tapi keteladanan kang Sis tentang sholat berjamaah, memimpin keluarga, keholihan sosial, keikhlasan dan kesabaran akan menjadi inspirasi bagi orang lain untuk menjadi seperti beliau. Bau wangi yang tercium di kamar mandi ala kampung (yang tentu saja jorok dan bau tidak sedap) adalah tidak serta merta ada. Semoga itu sebagian kecil bocoran bau wangi dari surga firdaus yang disediakan oleh Alloh SWT kepada kang Sis. Selamat jalan kang Sis.Semoga Alloh menerima amala ibadahmu dan memberikan tempat di alam kubur yang dipenuhi wewangian, sebagaimana telah "dicuplikkan" bau wangi sehari sebelum engkau berpulang ke rahmatullah. Semoga kita mendapat rahmat, berkah, anugrah, dan ampunan dari Alloh SWT. Amin.    
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar