Minggu, 09 Juni 2013

Sang Imam Shubuh itu Ternyata Pak Menteri



Setiap hari pertama masuk kerja (Senin pagi atau hari setelah tanggal merah) aku harus berangkat pukul tiga dini hari dari rumahku di Bandung menuju Jakarta di mana kantorku tempat bekerja mencari nafkah. Aku tidak mau terlambat dan mendapat potongan gaji sebagaimana bulan lalu aku terkena potongan 8 % karena aku ijin untuk menunggu anakku yang sakit di rumah sakit. Hari ini aku sangat bersyukur saat melewati jalan tol Cipularang KM 47 ternyata lancar. Senin pagi dua minggu yang lalu  terpaksa aku terlambat 3 jam dikarenakan macet total akibat sebagian bahu jalannya amblas di titik tersebut. Sedangkan Senin pagi berikutnya aku terpaksa harus keluar pintu tol Karawang Timur dan kemudian masuk lagi di pintu tol Karawang Barat untuk menghindari titik macet di KM 47 tersebut. Saat itu aku sempat ikut sholat berjamaah di masjid perkampungan di daerah Karawang. 
Kemarin adalah pertengahan pekan yang sengaja aku pulang ke Bandung karena ada keperluan mendadak. Setelah semalam di BAndungAlhamdulillah hari ini aku keluar tol dalam kota di pintu Kuningan sekitar 5.40 pagi. Sayup-sayup terdengar azan Shubuh berkumandang di masjid perkantoran wilayah Semanggi. Akupun sengaja membelokkan arah menuju masjid di wilayah perkantoran Semanggi dan seeett.. ternyata Kantor Pusat Pajak alias kantornya Gayus Tambunan dulu Jl. Gatot Subroto. Terpikir olehku kasus Gayus Tambunan yang lama menghiasi berita televisi saat itu dan kali ini aku berkesempatan masuk ke lingkungan kantor pajak itu untuk ikut menumpang sholat. Aku langsung memarkirkan mobil di halaman masjid kantor yang terlihat jamaahnya sedang menunggu waktu iqamat untuk sholat Shubuh. Terlihat beberapa mobil parkir sementara di halaman masjid menandakan pemiliknya sengaja mengejar sholat Shubuh sebelum parkir di basement. Aku lihat sekeliling ruangan masjid nampak sekitar 25 orang jamaah sholat Shubuh di antaranya para pegawai pajak (terlihat memakai baju batik dengan name tag pajaknya), para satpam dan petugas kebersihan kantor pajak (terlihat dari seragamnya), dan beberapa orang nampak berbaju bebas yang tidak bisa aku identifikasi. Dalam hati aku berucap, ternyata di masjid kantornya Gayus banyak sekali jamaah sholat shubuhnya para pegawainya. 
Sesaat setelah Iqamat sang imam pun maju untuk memimpin sholat Shubuh. Karena aku tepat di belakang imam maka aku bisa melihat leluasa penanampilan sang imam saat itu. Terlihat olehku penampilan sang imam sebagai seorang yang sederhana, agak sepuh, berjenggot, berbaju agak kusut (terlihat dari kerut-kerut horisontal kain baju di punggung beliau dan garis lipatan di ujung bawah baju beliau yang nglunthung atau melipat ke atas). Terdengar lantunan dari sang imam surat Al Fatihah dan ayat panjang yang aku tidak hafal. Sekilas aku mengenali suara sang imam mirip yang sering terdengar di radio dan televisi. Setelah selesai salam semua jamaahpun asyik dengan dzikirnya masing-masing dengan tanpa terdengar satu sama lain, dan aku sengaja menunggu sang imam berbalik untuk melihat siapa sosok beliau. Uniknya, selesainya dzikir sesudah sholat dari para jamaah hampir bersamaan dan kami bersalam-salaman sesama jamaah.  Saat itulah terlihat sang imam yang berbaju kusut ternyata adalah Menteri Sosial RI Bp. Salim Segaf Al Jufri. Posisi berdiriku memungkinkan untuk menyapa beliau dan aku menyapanya : assalamu‘alaikum pak Menteri, habis shubuh olah raga ya pak ? beliau menjawab, ya kalau kerja sampai larut tidak diimbangi olah raga maka tidak baik untuk tubuh kita. Subhanalloh, aku jadi teringat baju kusut beliau ternyata disebabkan habis kerja sampai larut dan sholat shubuh berjamaah di masjid kantor pajak yang memang lokasinya tidak jauh dari rumah dinas beliau di komplek Widya Chandra. Akupun numpang narsis untk berfoto berdua dengan pak Menteri dan minta tolong ajudan untuk memotret dengan kamera hape-ku.   Setelah itu aku sempat ngobrol dengan para pegawai pajak di situ dan baru aku ketahui bahwa setiap pagi memang cukup banyak pegawai yang sholat shubuh di masjid kantor. Apalagi jika hari Senin di mana banyak pegawai yang ber-homebase di luar Jakarta dan biasanya sampai kantor sebelum shubuh. Ternyata banyak pegawai pajak yang terpaksa berpisah dengan keluarganya selama hari kerja(Senin-Jumat). Menurut keterangan salah seorang pegawai pajak itu, home base pegawai yang bekerja di jakarta ternyata bervariasi di antaranya tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, bahkan sebagian wilayah Jawa Timur. Setiap Jumat sore mereka pulang ke home base untuk bertemu keluarga. Setiap Minggu sore mereka sudah harus rela meninggalkan rumah untuk ke Jakarta kembali. Untuk mereka yang ber-home base wilayah Jawa Tengah biasanya sudah memiliki tiket langganan kereta bisnis atau ekonomi ke kota mereka. Bahkan mereka mempunyai perkumpulan/ikatan sesama pegawai pajak luar kota yang pulang pergi bersamaan setiap pekan. Luar biasa pengorbanan mereka. Aku jadi merasa beruntung karena home base-ku tidak terlalu jauh yaitu Bandung yang terjangkau sekitar dua jam perjalanan. Aku pun segera melanjutkan perjalanan menuju kantorku yang bisa aku pastikan sedikit atau bahkan tidak ada jamaah sholat shubuhnya.
Pagi ini aku mendapatkan beberapa pelajaran berharga. Kantor pajak yang dulu sempat membuat sinis banyak orang karena beberapa kali pegawainya tertangkap KPK ternyata setiap pagi banyak jamaah sholat shubuh di masjidnya. Para jamaah itu tidak hanya dari para perantau dengan home base luar jakarta akan tetapi juga dari para pegawai lain yang rumahnya Jakarta, terlihat dari banyaknya mobil parkir di halaman masjid pada saat sholat Shubuh. Dalam hati aku berharap semoga pajak akan semakin maju dan berhasil dengan aparat yang sholeh dan disiplin seperti para jamaah sholat Shubuh tersebut.
Akupun tersentuh oleh penampilan sang imam Shubuh dengan bacaan fasih dan ayat panjang berpenampilan sederhana dengan baju kusutnya dan ternyata seorang Menteri yang malam harinya bekerja sampai larut.
Di tengah maraknya kasus korupsi yang mendera aparat negara di berbagai lembaga  di negeri kita, patutlah kita punya sebersit harapan bahwa tidak semua aparat kita berakhlak tidak baik. Salah satu ukuran yang saya secara pribadi lihat sendiri adalah kedisiplinan mereka pada semangat kerja dan semangat beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semoga lembaga-lembaga negara kita semakin baik di masa yang akan datang dengan aparat yang berdisiplin dan bersemangat bekerja dan beribadah. Penulis : Hidan H, Dikirim ke sulak-ngriman.blogspot.com