Setiap hari pertama masuk kerja
(Senin pagi atau hari setelah tanggal merah) aku harus berangkat pukul tiga
dini hari dari rumahku di Bandung menuju Jakarta di mana kantorku tempat
bekerja mencari nafkah. Aku tidak mau terlambat dan mendapat potongan gaji
sebagaimana bulan lalu aku terkena potongan 8 % karena aku ijin untuk menunggu
anakku yang sakit di rumah sakit. Hari ini aku sangat bersyukur saat melewati
jalan tol Cipularang KM 47 ternyata lancar. Senin pagi dua minggu yang
lalu terpaksa aku terlambat 3 jam dikarenakan
macet total akibat sebagian bahu jalannya amblas di titik tersebut. Sedangkan
Senin pagi berikutnya aku terpaksa harus keluar pintu tol Karawang Timur dan
kemudian masuk lagi di pintu tol Karawang Barat untuk menghindari titik macet
di KM 47 tersebut. Saat itu aku sempat ikut sholat berjamaah di masjid
perkampungan di daerah Karawang.
Kemarin adalah pertengahan pekan
yang sengaja aku pulang ke Bandung karena ada keperluan mendadak. Setelah
semalam di BAndungAlhamdulillah hari ini aku keluar tol dalam kota di pintu
Kuningan sekitar 5.40 pagi. Sayup-sayup terdengar azan Shubuh berkumandang di
masjid perkantoran wilayah Semanggi. Akupun sengaja membelokkan arah menuju
masjid di wilayah perkantoran Semanggi dan seeett.. ternyata Kantor Pusat Pajak
alias kantornya Gayus Tambunan dulu Jl. Gatot Subroto. Terpikir olehku kasus
Gayus Tambunan yang lama menghiasi berita televisi saat itu dan kali ini aku
berkesempatan masuk ke lingkungan kantor pajak itu untuk ikut menumpang sholat.
Aku langsung memarkirkan mobil di halaman masjid kantor yang terlihat jamaahnya
sedang menunggu waktu iqamat untuk sholat Shubuh. Terlihat beberapa mobil
parkir sementara di halaman masjid menandakan pemiliknya sengaja mengejar
sholat Shubuh sebelum parkir di basement. Aku lihat sekeliling ruangan masjid
nampak sekitar 25 orang jamaah sholat Shubuh di antaranya para pegawai pajak
(terlihat memakai baju batik dengan name tag pajaknya), para satpam dan petugas
kebersihan kantor pajak (terlihat dari seragamnya), dan beberapa orang nampak
berbaju bebas yang tidak bisa aku identifikasi. Dalam hati aku berucap,
ternyata di masjid kantornya Gayus banyak sekali jamaah sholat shubuhnya para
pegawainya.
Sesaat setelah Iqamat sang imam
pun maju untuk memimpin sholat Shubuh. Karena aku tepat di belakang imam maka
aku bisa melihat leluasa penanampilan sang imam saat itu. Terlihat olehku
penampilan sang imam sebagai seorang yang sederhana, agak sepuh, berjenggot,
berbaju agak kusut (terlihat dari kerut-kerut horisontal kain baju di punggung
beliau dan garis lipatan di ujung bawah baju beliau yang nglunthung atau melipat ke atas). Terdengar lantunan dari sang imam
surat Al Fatihah dan ayat panjang yang aku tidak hafal. Sekilas aku mengenali
suara sang imam mirip yang sering terdengar di radio dan televisi. Setelah
selesai salam semua jamaahpun asyik dengan dzikirnya masing-masing dengan tanpa
terdengar satu sama lain, dan aku sengaja menunggu sang imam berbalik untuk
melihat siapa sosok beliau. Uniknya, selesainya dzikir sesudah sholat dari para
jamaah hampir bersamaan dan kami bersalam-salaman sesama jamaah. Saat itulah terlihat sang imam yang berbaju
kusut ternyata adalah Menteri Sosial RI Bp. Salim Segaf Al Jufri. Posisi
berdiriku memungkinkan untuk menyapa beliau dan aku menyapanya :
assalamu‘alaikum pak Menteri, habis shubuh olah raga ya pak ? beliau menjawab,
ya kalau kerja sampai larut tidak diimbangi olah raga maka tidak baik untuk
tubuh kita. Subhanalloh, aku jadi teringat baju kusut beliau ternyata
disebabkan habis kerja sampai larut dan sholat shubuh berjamaah di masjid
kantor pajak yang memang lokasinya tidak jauh dari rumah dinas beliau di
komplek Widya Chandra. Akupun numpang narsis untk berfoto berdua dengan pak
Menteri dan minta tolong ajudan untuk memotret dengan kamera hape-ku. Setelah
itu aku sempat ngobrol dengan para pegawai pajak di situ dan baru aku ketahui
bahwa setiap pagi memang cukup banyak pegawai yang sholat shubuh di masjid
kantor. Apalagi jika hari Senin di mana banyak pegawai yang ber-homebase di luar Jakarta dan biasanya
sampai kantor sebelum shubuh. Ternyata banyak pegawai pajak yang terpaksa
berpisah dengan keluarganya selama hari kerja(Senin-Jumat). Menurut keterangan
salah seorang pegawai pajak itu, home base pegawai yang bekerja di jakarta
ternyata bervariasi di antaranya tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten,
bahkan sebagian wilayah Jawa Timur. Setiap Jumat sore mereka pulang ke home base untuk bertemu keluarga. Setiap
Minggu sore mereka sudah harus rela meninggalkan rumah untuk ke Jakarta
kembali. Untuk mereka yang ber-home base
wilayah Jawa Tengah biasanya sudah memiliki tiket langganan kereta bisnis atau
ekonomi ke kota mereka. Bahkan mereka mempunyai perkumpulan/ikatan sesama
pegawai pajak luar kota yang pulang pergi bersamaan setiap pekan. Luar biasa
pengorbanan mereka. Aku jadi merasa beruntung karena home base-ku tidak terlalu
jauh yaitu Bandung yang terjangkau sekitar dua jam perjalanan. Aku pun segera
melanjutkan perjalanan menuju kantorku yang bisa aku pastikan sedikit atau
bahkan tidak ada jamaah sholat shubuhnya.
Pagi ini aku mendapatkan beberapa
pelajaran berharga. Kantor pajak yang dulu sempat membuat sinis banyak orang
karena beberapa kali pegawainya tertangkap KPK ternyata setiap pagi banyak
jamaah sholat shubuh di masjidnya. Para jamaah itu tidak hanya dari para perantau
dengan home base luar jakarta akan
tetapi juga dari para pegawai lain yang rumahnya Jakarta, terlihat dari banyaknya
mobil parkir di halaman masjid pada saat sholat Shubuh. Dalam hati aku berharap
semoga pajak akan semakin maju dan berhasil dengan aparat yang sholeh dan
disiplin seperti para jamaah sholat Shubuh tersebut.
Akupun tersentuh oleh penampilan
sang imam Shubuh dengan bacaan fasih dan ayat panjang berpenampilan sederhana
dengan baju kusutnya dan ternyata seorang Menteri yang malam harinya bekerja
sampai larut.
Di tengah maraknya kasus korupsi
yang mendera aparat negara di berbagai lembaga
di negeri kita, patutlah kita punya sebersit harapan bahwa tidak semua
aparat kita berakhlak tidak baik. Salah satu ukuran yang saya secara pribadi
lihat sendiri adalah kedisiplinan mereka pada semangat kerja dan semangat
beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semoga lembaga-lembaga negara kita
semakin baik di masa yang akan datang dengan aparat yang berdisiplin dan
bersemangat bekerja dan beribadah. Penulis : Hidan H, Dikirim ke sulak-ngriman.blogspot.com